Konsultan IT Profesional Bandung

Hmm… selain untuk SEO, judul kali ini saya buat untuk menceritakan bagaimana seorang konsultan IT itu profesional dalam bekerja. Mulai dari cara berbicara, cara menyelesaikan masalah, hingga after-sales. Semua komponen ini penting untuk menjadi konsultan yang profesional. Cara berbicara sudah pasti orang awam tahu, kalau bicara dengan klien apalagi klien yang baru kita kenal, harus mengenal tata krama, karena pada akhirnya kita butuh mereka, mereka juga butuh kita. Saya pernah punya pengalaman bertemu klien yang katanya programmer sebelumnya angkuh dan tidak sopan sehingga dia tidak tertarik pakai jasa orang tersebut. Mungkin bagi sebagian orang karena ingin ‘jual mahal’, tapi kembali lagi, sopan santun menurut saya adalah hal penting saat bicara.

Penyelesaian masalah ketika menjadi konsultan dibutuhkan penyelesaian yang baik dan tentunya memberikan solusi. Apabila solusinya sulit atau tidak memungkinkan, minimal kita harus bisa membantu berfikir untuk win-win solution. Di sisi kita ada cara penyelesaian alternatif, di sisi klien ada solusi juga. Jangan karena kita konsultan lalu kita ‘memaksa’ klien mengikuti aturan kita, kecuali jika kita yakin 100% kita benar dan mampu menyelesaikan masalah klien kita baik saat ini maupun ke depannya. Kenapa ke depannya? Ya karena sistem yang kita buat pasti akan dipakai dalam jangka waktu yang lama.

Saya pernah memiliki 1 klien, dan terjadi suatu permasalahan pada klien saya dengan sistem yang saya buat. Kendalanya adalah saya memberikan solusi pendek ketika pembuatan sistem (maklum, masih awal-awal jadi programmer freelance). Tapi tak diduga, ternyata setelah beberapa tahun sistem dipakai, terdapat kendala yang mengganggu kinerja sistem. Secara sistem sih saya langsung betulkan datanya dan sistemnya, tapi secara pelajaran, saya belajar banyak hal dimana ketika memberikan solusi alternatif ternyata kita harus memikirkan jangka panjangnya.

By the way, ngomongin soal masalah dengan klien, saya ada 1 cerita unik yang pernah terjadi pada saya. Saya pernah secara tidak sengaja memasukan nomor rekening pribadi saya ke salahsatu sistem yang saya buat untuk testing apakah memungkinkan saya bisa koneksikan rekening tersebut dengan bank. Tapi karena lupa saya hapus, dan klien sayapun tidak sadar dia salah memilih rekening, alhasil terdapat 1-2 invoice transfer ke rekening saya. Dari kasus ini sedikit terjadi konflik antara saya dengan klien saya. Tapi pada akhirnya saya belajar ketika membuat sistem, harus lebih teliti dengan data dummy. Yang pasti dari kasus ini saya akhirnya rugi jutaan rupiah. Kok bisa? Well, itu nanti mungkin akan saya bahas.

Last but not least, after-sales. After-sales seringkali dilupakan oleh konsultan. Kalau kamu mau klien kamu kontinyu untuk terus langganan konsultasi sama kamu, ya kamu harus berikan after-sales yang baik dong. Dengan begitu klien kamu ga merasa kehilangan orang dan harus pusing cari orang lagi. Banyak sekali klien saya yang ‘curhat’ ke saya tentang hal ini. Sampai-sampai mereka selalu bertanya “Tapi kamu kalau sistemnya udah selesai tetap bisa dihubungin kan? Kebanyakan ga bisa dihubungin soalnya”. Agak bingung saya juga dengan freelance/konsultan yang setelah proyek selesai jadi susah dihubungi. Mungkin banyak proyek, tapi bisa aja kan minimal kasih info ke klien kalau kalian baru bisa respon tanggal berapa, bukan jadi hilang begitu saja. After sales ini tidak hanya sebatas maintenance, tapi juga komunikasi. Punya hubungan baik dengan klien akan menghasilkan word of mouth yang besar.

Share your thoughts